BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam
kehidupan sehari – hari kita sering sekali menggunakan energy listrik, baik itu
dari hal yang paling kecil sampai hal yang paling besar, dari lingkungan
keluarga hingga perusahaan yang besar semuanya memerlukan energy listrik. Namun
energy litrik yang kita gunakan sekarang adalah energy listrik yang menggunakan
tenaga nuklir atau di sebut PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) yang
merupakan energy yang tidak dapat diperbaharui atau terbarukan. Maka oleh
karena itu, kita menyadari bahwa jika energy tersebut dapat habis , hendaknya
kita menghemat penggunaan listrik dalam aktivitas sehari – hari agar kelak
dapat dinikmati juga oleh generasi setelah kita.
Di dunia ini
sedikit sekali negara yang menggunakan energy alternative sebagai kebutuhan
pokoknya, kebanyakan dari negara di dunia terfokus pada sektor energy, minyak
bumi dan gas, yakni dengan mengambil energy dari bahan – bahan fosil yang
sangat terbatas jumlah dan lama-kelamaan akan habis. Seiring berkembangnya
zaman, disebabkan karena energi fosil yakni nuklir itu dapat habis dan tidak
dapat diperbaharui maka dalam hal ini kita perlu energy alternative yang dapat
menggantikan energy nuklir yang cepat habis tersebut dengan energy yang
alternative yang dapat diperbaharui. Oleh karena itu, karena negara kita Indonesia tercinta merupakan negara yang kaya
akan Sumber Daya Alam (SDA) jangan sampai kita terlena dengan anugerah terindah
dari Tuhan ini. Sebagai rasa syukur kita harus memanfaatkan wilayah peraiaran
kita sebagai salah satu energy alternatif, seperti wilayah sungai dan air
terjun yang merupakan salah satu objek yang tepat untuk memasang PLTA dengan
bantuan turbin agar Indonesia tetap kaya hingga tujuh turunan. Sehingga dengan
adanya PLTA ini maka kita dapat mengurangi krisis sumber daya alam yang kelak
akan terjadi kepada generasi setelah kita, entah kapan itu, namun yang pastinya
hal itu akan terjadi jika mulai saat ini kita tidak mencintai alam dan
melestarikannya.
1.2. Rumusan
Masalah
Adapun
berdasarkan latar belakang di atas dalam hal ini kami akan mengangkat sebuah
terapan dari fisika atau Fisika Terapan yang berupa model Pembangkit Listrik
Tenaga Air atau yang disingkat dengan PLTA, dengan rumusan masalah sebagai
berikut :
-
“ Bagaimana energy alternative yang dapat
dikembang di Indonesia agar indonesia tetap menjadi negara yang kaya akan
sumber daya alam, energy, minyak bumi dan gas?”
-
“Bagaimana
mekanisme dan prinsif kerja dari Miniatur Pembangkit Listrik Tenaga Air
tersebut dengan menggunakan turbin?”.
1.3 Tujuan
1.
Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami permasalahan keterbatasan energi listrik di
Indonesia?
2.
Mahasiswa
dapat memahami dan menjelaskan tentang prinsif kerja dari Miniatur Pembangkit
Listrik Tenaga Air dengan menggunakan turbin.
BAB II
METODETOLOGI PERCOBAAN
2.1.
Pembuatan Alat
Sebagai contoh model teknologi sederhana adalah Miniatur PLTA .
Model PLTA ini adalah
aplikasi konsep induksi magnetic dan Elektronika dasar 1
2.2.
Alat dan Bahan
1.
Papan
rangkaian (Triplek) ukuran 50 x 50 cm 1 buah
2.
Model kincir
air / Turbin terbuat dari
-
Plastik
Fiber diameter 25 cm 1
buah
-
Sendok makan
plastik 17
buah
-
Lem Plastik
dan alat penembak lem secukupnya
-
Gear kecil
diameter 3 cm 1
buah
3.
Bola lampu/ Lampu LED 2,5 V sebagai indicator 10 buah
4.
Dinamo
Sepeda sebagai motor generator 1
buah
5.
Dioda 4
buah
6.
Kapisitor
elektrolit ( 470 uF) 1
buah
7.
Solder 1
buah
8.
Timah secukupnya
9.
Kabel kawat secukupnya
10. Pipa paralon diameter 2 cm dan panjang 6 cm 1
buah
11. Model rumah dari bahan stik es krim 1
buah
12. Model ruangan pembangkit litrik dari stik es krim 1 buah
13. Model lapangan sepak bola. 1 buah
14. Model Pagar rumah dari steofoam secukupnya
15. Model jalan raya dengan 1 buah
pertigaan secukupnya
2.3. Prosedur
Pembuatan Alat
Adapun langkah percobaan atau cara membuat
miniatue pembangkit listrik tenaga air ini adalah sebagai berikut :
·
Model Turbin
1.
Potonglah
cocofiber atau plastic fiber menjadi lingkaran yang berdiamater 25 cm.
2.
Pada bagian
pusat lingkaran plastic fiber, buatlah lubang yang pas dengan ukuran gear ,
dimana gear berfungsi sebagai penghubung ke dynamo.
3.
Selanjutnya
susunlah sendok plastic 17 buah sendok sedemikian rupa agar terlihat seperti
baling – baling yang titik pusatnya adalah gear. Gunakan lem tembak sebagai
perekat sendok dengan gear.
4.
Setelah
sudah selesai pemasangan sendok, tempelkan potongan pipa paralon dengan
diameter 2 cm dengan panjang 6 cm pada gear kemudian rekatkan dengan lem
tembak.
5.
Terkahir berikan
warna pada turbin agar lebih indah dengan menggunakan cat minyak.( dalam hal
ini turbin diwarnai dengan warna biru).
6.
Kemudian
pasanglah turbin pada bagian cincin putar dynamo, usahakan diameter pipa sama
dengan diameter cincin dynamo agar turbin dapat terpasang kuat.
·
Model
Properti
1.
Potonglah triplek
dengan ukuran sisinya 60 cm berbentuk persegi.
2.
Kemudian
Memasang 4 kaki triplek yang tinggi 20 cm
dengan menggunakan paku seperti kita membuat meja kecil.
3.
Membuat
model jalan raya yang sesuai dengan peletakan model lapangan sepak bola, rumah
dan ruangan pembangkit listrik.
4.
Membuat
model rumah dari stik es krim yang ukurannya menyesuaikan tempat.
5.
Membuat
model lapangan sepak bola dari kertas buffalo, agar tidak cepat rusak atau
luntur.
6.
Membuat
model ruangan pembangkit listrik tenaga air yang ukurannya menyesuaikan dengan
posisi dynamo sepeda.
7.
Membuat
model pagar yang mengelilingi lapangan bola, rumah dan ruangan pembangkit
listrik.
8.
Menghiasi
bagian yang kosong pada bidang dengan menaburkan krikil kecil sebagai model batuan atau tanah.
9.
Memberikan keterangan
pada model rumah,jalan raya, turbin, lapangan sepak bola dan ruangan pembangkit
listrik. Agar lebih jelas lihatlah pada gambar berikut ini :
Gambar.1
Model Properti
yang digunakan
|
Gambar 2.
Model Lapangan Sepak Bola
|
Gambar.3 Bidang Miniatur
|
Gambar 4.
Model Turbin
|
Gambar 5.
Model Rumah
|
Gambar.6
Model ruangan
Pembangkit Listrik
|
·
Rangkaian listrik yang diterapkan
1.
Siapkan empat buah diode semikonduktor seperti gambar berikut :
Siapkan empat buah diode semikonduktor seperti gambar berikut :
Gambar
7. Diode yang digunakan
|
2.
Susunlah
diode tersebut menjadi jembatan diode yang fungsinya sebagai penyearah arus
bolak –balik dari dynamo sepeda.
3.
Kemudian,
hubungkan dengan menggunakan kabel penghubung yang terbuat dari kawat menuju ke
satu buah kapasitor yang bermuatan 440 uF secara seri.
4.
Kemudian
hubungkan kapasitor menuju ke lampu LED secara parallel sebanyak 6 buah fungsi
dari rangakaian parallel agar arus dari
dynamo dapat terbagi mengalir menuju masing – masing lampu LED.
5.
Agar kabel
penghubung lebih kuat menempel pada ujung komponen, maka gunakanlah timah yang
disolder sebagai perekat,
6.
Kemudian,
setelah rangakaian sudah terpasang denga rapid an benar. Berikutnya
hubungkanlah ujung diode menuju ke kutub positif dan negative dynamo
(pengkutuban dalam Arus AC dapat diabaikan).
7.
Putarlah
dynamo secara cepat dan lihatlah apakah lampu LED dapat menyala, jika sudah
menyala saat diputar maka dapat dinyatakan bahwa rangkaian sudah benar , kemudian
rapikan letak kabel penghubung dengan direkatkan menggunakan lakban hitam, dan adapun
rangakaian yang diterapkan dalam miniature ini seperti gambar berikut ini :
Gambar
8. Rangakaian elektronika yang diterapkan
|
R
Keterangan :
-
R1, R2, R3, R4, R5, R6, dan R7 berperang sebagai Lampu LED yang disusun parallel
R1, R2, R3, R4, R5, R6, dan R7 berperang sebagai Lampu LED yang disusun parallel
-
Gambar 10. Bagian bawah
minaitur yang tersimpan sejumlah kabel penghubung sebagai pengganti tiang
listrik.
|
Arus yang digunakan adalah arus AC (Alternating Current)
8.
Langkah
terakhir adalah pasang turbin kedalam cincin dynamo yang berfungsi sebagai
model generator kemudian pastikan turbin dalam kondisi terpasang kuat dengan
dynamo. Kemudian putarlah dynamo dengan depat dan lampu LED pun akan menyala.
Gambar 11.
Turbin yang dihubungkan dengan dynamo sebagai model generator
|
2.4 Cara Menggunakan
Rangkaian disusun seperti pada
gambar di bawah ini :
Gambar 12. Rancangan Miniatur PLTA
Keterangan
Gambar :
-
Model kincir
dianalogikan sebagai turbin air digerakan dengan engkol pemutar yang terbuat
dari bahan plastic fiber.
-
Dinamo
sepeda sebagai model generator dimanfaatkan untuk membangkitkan arus
-
Bola lampu
digunakan sebagai indikator.
Cara
menggunakan miniatur PLTA ini dengan cara memutar secara cepat turbin hingga
lampu LED dapat menyala, atau dengan cara menembakan air secara deras
menuju turbin sehingga turbin dapat
berputar secara cepat dan lampu LED pun akan menyala. Maka kita dapat melihat
bahwa alat yang telah dirancang ini dapat berfungsi dengan baik. Namun jika
belum berhasil maka cek apakah ada bagian yang putus atau kurang pas.
2.5. Prinsif Kerja
Adapun prinsif kerja dari miniatur ini menggukan
prinsif kerja dari penerapan fisika yakni tentang induksi magnetic dan
elektronika tentang rangkaian parallel. Adapun prinsif kerja pada miniature ini
terbagi atas 2 yakni :
1.
Dinamo Sepeda sebagai model generator
Generator (dinamo) merupakan alat
yang prinsip kerjanya berdasarkan induksi elektromagnetik. Alat ini pertama
kali ditemukan oleh Michael Faraday. Generator dapat dibedakan menjadi dua
rnacam, yaitu generator AC dan generator DC.
Dinamo sepeda merupakan generator
kecil yang dapat menghasilkan arus listrik yang kecil pula. pada Dinamo sepeda
prinsip kerjanya yaitu energi gerak di ubah menjadi energi listrik .Dinamo
sepeda ini hanya menyalakan lampu depan dan belakang terangnnya lampu di
tentukan oleh cepatnya roda berputar yang mengakibatkan di namo juga cepat dan
arus listrik juga akan besar pula . Dinamo sepeda intinya adalah sebuah magnet
yang dapat berputar dan sebuah kumparan tetap. Bila roda sepeda di putar dan
pada dinamo akan memutar sehingga roda akan memutar magnet, biasanya dinamo
dapat menghasilakan tegangan 6 sampai 12 Volt. Jadi dengan adanya dinamo pada
sepeda dapat memudahkan kita bila menggunakan sepeda bila malam hariTenaga yang
digunakan untuk memutar rotor adalah roda sepeda. Jika roda berputar, kumparan
atau magnet ikut berputar. Akibatnya, timbul GGL induksi pada ujung-ujung
kumparan dan arus listrik mengalir.
Gambar.13. Bagian dalam dari dinamo sepeda
Prinsip kerja atau cara dinamo sama dengan generator yaitu mengubah energy gerak menjadi energy listrik. Cara kerjanya dynamo yakni memutar kumparan di dalam medan magnet atau memutar magnet di dalam kumparan. Bagian dinamo yang berputar disebut rotor. Bagian dinamo yang tidak bergerak disebut stator. Makin cepat gerakan roda sepeda, makin cepat magnet atau kumparan berputar. Makin besar pula GGL induksi dan arus listrik yang dihasilkan. Jika dihubungkan dengan lampu, nyala lampu makin terang. GGL induksi pada dinamo dapat diperbesar dengan cara putaran roda dipercepat, menggunakan magnet yang kuat (besar), jumlah lilitan diperbanyak, dan menggunakan inti besi lunak di dalam
Gambar. 14 Penerapan pada dynamo sepeda yang sering
dilihat.
·
Formulasi
dari dynamo sepeda
Menurut
Faraday, besar ggl induksi pada kedua ujung kumparan sebanding dengan
laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi kumparan. Artinya, makin cepat
terjadinya perubahan fluks magnetik, makin besar ggl induksi yang timbul.Adapun
yang dimaksud fluks nmgnetik adalah banyaknya garis gaya magnet yang menembus
suatu bidang. Penggunaan konsep ggl induksi di antaranya digunakan pada
generator dan transformator. Arus listrik dapat terjadi karena perubahan
garis-garis gaya/fluks magnet pada suatu kumparan/lilitan. Menurut Faraday,
perubahan fluks magnet pada suatu kumparan akan menghasilkan gaya gerak listrik
Induksi (GGL Induksi).
Besarnya GGL Induksi ini dapat
dirumuskan menggunakan persamaan umum sebagai berikut.
ε = - N [dφ/dt]…………..(1)
Dimana :
ε = ggl Induksi (volt)
N = jumlah lilitan
dφ/dt = Laju perubahan fluks magnet
(Wb/s)
Tanda negatif (-) pada Hukum Faraday Tersebut dipakai untuk menunjukkan arah arus listrik induksi yang sesuai dengan Hukum Lenz yang menyatakan bahwa arah arus induksi dalam suatu penghantar menghasilkan medan magnet yang melawan perubahan garis gaya yang menimbulkannya.
Gambar.15 Penerapan Induksi elektromagnetik di dalam
sebuah dynamo.
Induksi
elektromagnetik banyak digunakan untuk mengubah energi kinetik menjadi energi
listrik sepeti dalam dinamo sepeda. Dinamo dibedakan dalam dinamo arus bolak
balik dan dinamo arus searah. Dinamo pada dasarnya terdiri dari sebuah kumparan
yang berputar dalam medan magnet. Kedua ujung kawat dihubungkan menggunakan dua
buah cincin tembaga yang disekat satu sama lain. Pada masing-masing cincin
diletakan karbon yang akan menjadi penghubung rangkaian dalam dinamo dengan
luar dinamo. Adapun persamaan yang digunakan dalam induksi elektromagnetik dari
sebuah dynamo dengan persamaan khusus dari persamaan 1 yakni:
…………………(2)
Dimana :
Gerak gaya listrik (Volt)
Jumlah lilitan pada kumparan
Induksi Magnetik (Tesla)
Kecepatan Sudut (rad/s)
Besar sudut antara engkol kumparan saat diputar(O)
GGL yang timbul dari dinamo bersifat bolak balik, sehingga arus yang timbul juga arus bolak-balik. Arus bolak balik atau alternating current sering disingkat sebagai AC. Dinamo arus bolak balik dapat diubah menjadi dinamo arus searah. Pengubahan dilakukan dengan menggunakan dua cincin belah yang disekat satu sama lain. Cincin belah tersebut disebut komutator. Komutator antara lain digunakan dalam motor listrik (elektromotor).
2.
Prinsip Elektronika dalam Miniatur
Pembangkit Listrik Tenaga Air
Gambar.17. Rangkaian yang diterapkan dalam miniatur PLTA
dimana R dianalogika sebagai lampu LED.
Persamaan
yang terdapat dalam rangakain secara elektronika:
-
Untuk arus yang mengalir didapat dengan hukum ohm secara umum yakni:
V =I.R atau I =
………(3)
Dimana : I =
kuat arus (A); V = Tegangan (Volt) ; dan R = Hambatan (Ohm)
-
Karena hambatan yang diterapkan
disusun secara parallel maka menggunakan persamaan :
…………(4)
-
Dalam rangakaian yang digunakan
terdapat jembatan dioda yang merupakan rangkaian penyearah .
-
Dalam rangkaian terdapat kapasitor
yang merupakan penghambat atau komponen pasif agar arus yang masuk ke dalam
rangakaian tidak terlalu besar sehingga dapat menghidupkan lampu LED. Adapun
persamaan yakni :
C = Q/V; ……..(5)
Dimana : Q = muatan listrik didapat dari Q = I/t ; V =
tegangan dynamo
-
Besar nilai kapasitor yang digunakan
adalah 470 uF.
-
Untuk nilai tegangan atau beda
potesial pada sebuah dynamo sepeda adalah 6 – 12 volt.
-
Adapun besar kuat arus yang telah
kami ukur dengan multimeter digital sebesar 0,25 A.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan tentang minaitur pembangkit listrik di atas dapat
diambil beberapa simpulan yang dikaitkan dengan tujuan pembuatan alat ini:
1. Di Indonesia yang merupakan negera yang berpotensi besar untuk membangun
beberapa pembangkit listrik tenaga air. Hal ini terlihat dari potensi air yakni
berupa air terjun dan sungai yang begitu deras, apalagi dengan ditambahnya
Kalimantan selatan sebagai pulau seribu sungai. Sehingga hal ini tidak menutup
kemungkinan untuk membuat Indonesia lebih maju lagi dengan menggunakan energy
alternative yang berasal dari alam ciptaan Tuhan YME.
2.
Dynamo
sepeda merupakan salah satu genarato arus AC yang sering dijumpai, konsep yang diterapkan
dalam dynamo sepeda adalah mengubah energy gerak menjadi energy listrik dengan
persamaan :
Energy gerak = Energi Listrik
Ek Rotasi = V.I.t
Dalam miniature ini dynamo sepeda di analogikan sebagai generator yang
dipasangkan sebuah turbin agar dapat berputar jika dialiri arus sungai atau air
3.
Dalam miniature PLTA menggunakan prinsip dari elektronika yakni jembatan diode yang berfungsi sebagai penyearah atau mengubah arus AC menjadi arus DC dengan menggunakan diode semikonduktor sebanyak empat buah dan satu buah kapasistor sebagai penghambat agar arus yang masuk tidak terlalu besar.
Dalam miniature PLTA menggunakan prinsip dari elektronika yakni jembatan diode yang berfungsi sebagai penyearah atau mengubah arus AC menjadi arus DC dengan menggunakan diode semikonduktor sebanyak empat buah dan satu buah kapasistor sebagai penghambat agar arus yang masuk tidak terlalu besar.
4. Adapun kendala yang kami hadapi dalam membuat miniatur
pembangkit listrik tenaga air ini yakni ;Kesulitan dalam membuat model turbin,
adapun turbin yang kami pakai adalah model turbin tanpa karet penghubung atau
gear penghubung seperti turbin yang sebenarnya, sehingga hal ini membuat turbin
kurang maksimal berfungsi, karena langsung dipasang pada cincin dinamo, lalu
pada saat turbin dipasang pada cincin lampu tidak menyala disebabkan karena
faktor model turbin yang kurang cocok, bukannya hanya itu saja, penyebab
lainnya adalah rangkaian yang terlalu banyak cabang sehingga membuat arus
terlalu terbagi-bagi, dan perlu putaran yang cepat pada dinamo agar lampu LED
bisa menyala.
3.2 Saran
Dalam hal ini kami sebagai tim pembuat miniature
PLTA memberikan saran yakni untuk ke
depannya semoga alat yang kami buat ini dapat bermanfaat di masa yang akan
datang khususnya bagi para generasi penerus dan perlu diingat bahwa alat ini
masih jauh dari yang namanya kesempurnaan, Oleh karena kami memohon kritik yang
membangun dalam penyempurnaan alat ini berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2003. Media
Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada di posting oleh
m_win_afgani di
http://muhammad_win-afgani.blogspot.com/2008/02/mediapembelajaran.html
Hilman, Asep ; Penggunaan Media Pendidikan dalam PBM ; Kelompok KORPRI Direktorat Pendidikan Menengah Umum ; 1992.
Hilman, Asep ; Penggunaan Media Pendidikan dalam PBM ; Kelompok KORPRI Direktorat Pendidikan Menengah Umum ; 1992.
Kanginan, Marthen. 2006. Fisika Untuk SMA Kelas XI 2B KTSP2006. Jakarta
: Erlangga